Salah satu situs bersejarah Islam yang tampak di muka bumi, adalah kaligrafi al-Quran. Ya, kaligrafi al-Quran dengan mudah kita temukan dalam dunia keislaman, yang tersebar di berbagai negara dengan ras dan latar belakang budaya yang berbeda pula. Perbedaan yang sangat khas sekali terpapar dalam manuskrip-manuskrip kaligrafi.
Namun, satu hal yang tidak boleh kita lupakan faktor-faktor diatas justeru membawa efek yang luar biasa dalam dunia perkaligrafian. Lihat saja, banyak manuskrip al-Quran yang ditulis dengan puspa-ragam huruf yang khas sesuai dengan cirinya.
Selain itu, penggunaan bahasa Arab dalam agama Islam merupakan bagian yang paling dasar sekali. Bagaimana tidak. Dalam perjanjian-perjanjian keagamaan, lukisan manusia dengan beragam bahasa, kebanyakan hampir sama dengan Latin yang digunakan pada masa Gerejawi.
mmm... faktanya, hal-hal diatas masih terus berlangsung sampai kapan pun. Antara Latin dengan Bahasa Arab merupakan jenis bahasa yang digunakan oleh para pengikut agama samawi baik Kristen maupun Islam.
Al-Quran mengajarkan persaudaraan tanpa aroma paksaan dan diskriminasi sesama manusia walau pun berbeda suku, agama, ras, warna kulit, dan antar golongan. Bahasa Arablah yang telah membantu dalan mewujudkan hal itu dengan menyediakan platform dan bahasa interkomunikasi. Jadi, banyak juga manuskrip non-Arab yang ditulis dengan bahasa Arab, bahkan di negara-negara lain. Pemakaian bahasa umum keagamaan telah membantu faham kedaerahan dan nasionalisme setidaknya, yang telah banyak mempengaruhi dalam menembus dunia Islam. Bahasa Arab telah memberikan identitas spiritual, eksistensi kosmopolitan yang universal, dan arti yang sebenarnya akan Islam itu sendiri.
Bahasa Arab adalah bahasa utama al-Quran dan Salat. Pemakaian bahasa ini dalam salat berjamaah, lebih baik dari pada salat sendiri, yang diselenggarakan dalam bahasa Arab dan dibaca dengan cara tartil. Sebelum dan sesudahnya jamaah salat bagaimanapun disebut dalam bahasa daerahnya. Untuk itulah ritual keagamaan kedua-duanya baik dipahami secara personal maupun universal melalui dunia Islam.
Demikianlah pengemban tugas agama dari negara Islam mana saja dapat beribadah dengan keakraban yang sempurna dalam negara Islam. Itulah lima resep salat yang menghubungkan antara manusia yang satu dengan yang lain dalam salat, sebagai simbolisasi agama yang universal dan persaudaraan yang kokoh antar umat manusia.
Al-Quran sebagai titik sentral agama Islam. Umat muslim percaya bahwa keindahan, komprehensif, ketuhanan yang Esa, yang tidak dapat diterjemahkan. Setiap huruf dan kalimat dilestarikan dan disingkapkan di tiap rakaat dalam salat. Jutaan oran non Arab menghafal al-Quran semuanya dan membacanya dengan tartil dai lembar ke lembar. Umat muslim juga percaya bahwa al-Quran adalah kitab suci terakhir yang diturunkan kepada nabi Muhammad untuk pedoman universal umat manusia, setelah seni menulis dikembangkan dengan kuat.
Faktanya, kebalikan dari itu, hingga abad abad ke tujuh Masehi terdapat pemakaian sederhana untuk menulis dalam dunia Arab. Banyak studi keislaman, literatur, syair, detenggarai dengan mulut dan kata.
Yang menariknya adalah Arab telah mengembangkan bahasa yang sangat canggih dengan puitis , hampr selurunya tanpa penggunaan kata yang tertulis. Tradisi ini dikembangkan dengan tiap syair, melatih ketajaman daya halus, khususnya bertujuan untuk menghafal, mengapresiasikan, bahkan sampai ke puitisasi.
Dengan datangnya agama Islam semuanya berubah. Ini merupakan esensi kenangan yang sangat berharga setiap detilnya al-Quran yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW. Hanya satu-satunya cara untuk melakukannya, yaitu melalui tulisan. Jadi, seni yang telah memberikan sumbangan besar dan kepentingan tiba-tiba disebut dengan “pengejawantahan kalam ilahi”.
0 komentar:
Posting Komentar