Kaligrafi? Mungkin banyak yang pernah dengar, tapi lebih banyak yang belum tahu. Tapi kalau lukisan kaligrafi? Apalagi……
Kaligrafi sebagai elemen utama yang masuk dalam segmen seni lukis, diharapkan mampu menerjemahkan pemikiran abstrak dengan maksud menyampaikan substansi pesannya. Disinilah posisi huruf kaligrafi yang felksibel, dengan menempatkan lekukan dan komposisi susunannya yang sangat dinamis.
Disamping itu, kaligrafi (yang dirasakan oleh para khattat dan pelukis) memiliki pelbagai kemungkinan untuk membentuk huruf-huruf sebagai penafsiran garis yang bersambungan, memberikan daya tarik tersendiri kepada para seniman.
Huruf adalah lambang bunyi. Bila bunyi-bunyi digabungkan, maka makna pun timbul. Sebab itu pula kaligrafi disebut lisan al-yadd (lidahnya tangan), karena dengan tulisan itulah tangan berbicara ke kanvas lukisan. Dalam pelbagai metafora, kaligrafi juga dilukiskan sebagai kecantikan rasa, duta akal, penasihat pikiran, senjata pengetahuan, penjinak saudara dalam pertikaian, pembicaraan jarak jauh, penyimpan rahasia dan rupa-rupa masalah kehidupan, ringkasnya”kaligrafi adalah ruh di dalam tubuh” seperti dikatakan sebagian ulama.
Faktanya: pesan yang timbul dari sebuah karya seni rupa: ada sesuatu yang digoreskan, unsur garis, dan pesan-pesan. Ini yang harus diketahui khalayak umum, terutama penikmat seni.